30 September 2014
Upgrade Cisco Packet Tracer 6.1.1
Packet Tracer Cisco, mungkin bagi para student Cisco Networking Academy tentu ini bukan barang asing lagi. Di setiap course akan dihadapkan dengan teori dan praktek menggunakan Packet Tracer untuk menyelesaikan task yang ada.
Packet Tracer adalah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering digunakan sebagai media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian simulasi jaringan komputer. Program ini dibuat oleh Cisco Systems dan disediakan gratis untuk fakultas, siswa dan alumni yang telah berpartisipasi di Cisco Networking Academy. Tujuan utama Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat bagi siswa dan pengajar agar dapat memahami prinsip jaringan komputer dan juga membangun skill di bidang alat-alat jaringan Cisco. (wikipedia)
Dalam versi sebelumnya Cisco merilis Packet Tracer 6.1 Mobile untuk Android. Sedangkan untuk versi Desktop Cisco baru saja merilis versi terbarunya Packet Tracer 6.1.1, dan bagi student yang sebelumya menggunakan versi 6.1 telah dapat mengupgradenya ke versi 6.1.1 melalui akun NetSpace masing-masing. Pilih menu Offerings > CCNA, click Learn more about Cisco Packet Tracer > Access Resources.
Halaman Cisco Packet Tracer Terbaru |
Dalam versi 6.1.1 terdapat beberapa perbaikan dan bug untuk membantu memastikan penilaian yang benar dari Packet Tracer Skills Assessments (PTSAs) di materi CCNA Routing and Switching.
PTSAs pada CCNA Routing and Switching (R&S) courses menggunakan variabel untuk menyajikan skenario yang berbeda setiap kali student melakukan ujian. Bug yang terdapat di versi 6.1 ini adalah pekerjaan student di captured berdasarkan satu skenario. Sehingga, ketika ujian selesai akan menghasilkan nilai 0. Masalah ini telah diperbaiki pada Packet Tracer 6.1.1.
-Semoga bermanfaat-
25 September 2014
Mengenal Lebih Dekat Konsep IoT (Internet of Things)
Apa itu IoT?
Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep/skenario dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer. IoT telah berkembang dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-electromechanical systems (MEMS), dan Internet.
"A Things" pada Internet of Things dapat didefinisikan sebagai subjek misalkan orang dengan monitor implant jantung, hewan peternakan dengan transponder biochip, sebuah mobil yang telah dilengkapi built-in sensor untuk memperingatkan pengemudi ketika tekanan ban rendah. Sejauh ini, IoT paling erat hubungannya dengan komunikasi machine-to-machine (M2M) di bidang manufaktur dan listrik, perminyakan, dan gas. Produk dibangun dengan kemampuan komunikasi M2M yang sering disebut dengan siste cerdas atau "smart". (contoh: smart label, smart meter, smart grid sensor).
Meskipun konsep ini kurang populer hingga tahun 1999, namun IoT telah dikembangkan selama beberapa dekade. Alat Internet pertama, misalnya, adalah mesin Coke di Carnegie Melon University di awal 1980-an. Para programer dapat terhubung ke mesin melalui Internet, memeriksa status mesin dan menentukan apakah ada atau tidak minuman dingin yang menunggu mereka, tanpa harus pergi ke mesin tersebut.
Istilah IoT (Internet of Things) mulai dikenal tahun 1999 yang saat itu disebutkan pertama kalinya dalam sebuah presentasi oleh Kevin Ashton, cofounder and executive director of the Auto-ID Center di MIT.
Seberapa penting IoT?
IOT menghubungkan tempat-tempat baru - seperti lantai manufaktur, grid energi, fasilitas kesehatan, dan sistem-transportasi Internet. Ketika sebuah benda dapat mewakili dirinya sendiri secara digital, dapat dikontrol dari mana saja. Konektivitas ini berarti lebih banyak data, yang dikumpulkan dari lebih banyak tempat, dengan lebih banyak cara untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan keselamatan dan keamanan.
Bagaimana untuk memulai IoT?
Langkah awal menuju IoT adalah mengkonversi jaringan pada protokol proprietary ke jaringan berbasis IP. Bagi perusahaan, membutuhkan kemitraan antara operational technology (OT) dan IT untuk menangani keamanan, kinerja, dan interoperabilitas. Cisco merupakan salah satu vendor terbesar yang memiliki sejarah panjang kemitraan dengan beberapa pelanggan untuk mencapai tujuan bisnis.
-Semoga bermanfaat-
Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep/skenario dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer. IoT telah berkembang dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-electromechanical systems (MEMS), dan Internet.
"A Things" pada Internet of Things dapat didefinisikan sebagai subjek misalkan orang dengan monitor implant jantung, hewan peternakan dengan transponder biochip, sebuah mobil yang telah dilengkapi built-in sensor untuk memperingatkan pengemudi ketika tekanan ban rendah. Sejauh ini, IoT paling erat hubungannya dengan komunikasi machine-to-machine (M2M) di bidang manufaktur dan listrik, perminyakan, dan gas. Produk dibangun dengan kemampuan komunikasi M2M yang sering disebut dengan siste cerdas atau "smart". (contoh: smart label, smart meter, smart grid sensor).
Ilustrasi IoT di masa depan |
Istilah IoT (Internet of Things) mulai dikenal tahun 1999 yang saat itu disebutkan pertama kalinya dalam sebuah presentasi oleh Kevin Ashton, cofounder and executive director of the Auto-ID Center di MIT.
Seberapa penting IoT?
IOT menghubungkan tempat-tempat baru - seperti lantai manufaktur, grid energi, fasilitas kesehatan, dan sistem-transportasi Internet. Ketika sebuah benda dapat mewakili dirinya sendiri secara digital, dapat dikontrol dari mana saja. Konektivitas ini berarti lebih banyak data, yang dikumpulkan dari lebih banyak tempat, dengan lebih banyak cara untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan keselamatan dan keamanan.
Bagaimana untuk memulai IoT?
Langkah awal menuju IoT adalah mengkonversi jaringan pada protokol proprietary ke jaringan berbasis IP. Bagi perusahaan, membutuhkan kemitraan antara operational technology (OT) dan IT untuk menangani keamanan, kinerja, dan interoperabilitas. Cisco merupakan salah satu vendor terbesar yang memiliki sejarah panjang kemitraan dengan beberapa pelanggan untuk mencapai tujuan bisnis.
-Semoga bermanfaat-
22 September 2014
Review: Cisco Packet Tracer Mobile Untuk Android
Sudah hampir 1 bulan vakum di RianLab.com, kali ini saya akan mengulas tentang Cisco Packet Tracer Mobile Untuk Android. Beberapa bulan yang lalu tepatnya tanggal 14 September 2014, Cisco Inc meluncurkan aplikasi simulator jaringan Packet Tracer untuk Android. Ini merupakan gebrakan baru Cisco untuk versi mobile, karena selama ini kita mengenal Packet Tracer Cisco hanya tersedia untuk sistem operasi desktop Windows/Linux/Mac.
Pertama, download dan install terlebih dahulu Cisco Packet Tracer Mobile di Google Play atau melalui link berikut ini http://goo.gl/XnnI4o.
**Penting! Pastikan Anda terdaftar/memiliki akun sebagai student/instructor di Cisco Networking Academy.
Setelah selesai download dan install kita akan diminta login ke akun Cisco NetSpace.
Setelah berhasil login, kita akan dibawa ke halaman PT Mobile yang terdiri dari dua menu yaitu New File dan Open File
Pilih New File, selanjutnya kita akan dibawa pada halaman utama atau workspace Packet Tracer Mobile.
Untuk memulai menambahkan devices, kita hanya perlu melakukan 'tap' pada area workspace. Maka akan muncul beberapa pilihan devices yang dapat digunakan. Dalam versi mobile, device yang ditawarkan pun hampir sama dengan versi desktop, antara lain End Device, Routers, Switches, Wireless, WAN, Security, Hubs, Note, dan Multi Select.
Seri Routers dan Switches yang digunakan juga cukup lengkap. Seperti Routers 1841, 2911, 2901, 1941, dan Switch Multilayer.
Disini saya membuat topology sederhana untuk menghubungkan Routers, Switch, dan Firewall. Dalam versi Packet Tracer 6.1 baik desktop maupun mobile sama-sama telah mendukung Cisco ASA.
Untuk menghubungkan antar devices cukup dengan tap pada devices tersebut, maka akan muncul beberapa pilihan, pilih connect atau auto connect.
Selesai membuat topology, langkah selanjutnya adalah konfiguasi. Untuk melakukan konfigurasi tap pada salah satu device, pilih menu CLI, maka kita akan dibawa ke menu command line. Pada menu ini kita dapat melakukan konfigurasi menggunakan command yang sama seperti pada Packet Tracer versi desktop, misalnya enable, configure terminal, dll.
Terakhir, pada menu file/option terdapat beberapa menu antara lain New Network, Load Network, Save Network, Save As, Sign out of NetSpace, dan kita juga dapat membagikan hasil pekerjaan kita ke Facebook.
+ Kelebihan:
Fleksibel, mudah digunakan
Fitur cukup lengkap
Semua fungsionalitas realtif berjalan dengan baik
- Kekurangan:
Aplikasi cukup berat
Tidak bekerja optimal dilayar 4 inci atau dibawahnya (minimum layar 7 inci)
Harus menggunakan CPU ARMv7 dan Android versi 4.1 keatas
Kesimpulan:
Dengan adanya versi mobile ini, tentu saja memudahkan kita untuk belajar membuat topology dan konfigurasi dimanapun dan kapanpun tanpa harus terbebani menggunakan PC Desktop maupun laptop.
Karena masih terbilang baru rilis, tentu Packet Tracer Android ini masih membutuhkan pengembangan dan perbaikan dari sisi performa dan stabilitas agar lebih optimal.
**Update : Daftar Regional Cisco Networking Academy Indonesia bisa dilihat di http://asc.te.ugm.ac.id/daftar-akademi-cna-indonesia.
-Semoga Bermanfaat-
Latepost - mohon maaf jika ulasan ini sedikit terlambat karena baru sempat saya publish hari ini.Apa saja kelebihan dan kekurangan Cisco Packet Tracer Mobile, berikut akan saya bahas satu per satu dan telah saya coba di smartphone Android (Sony Xperia M).
Pertama, download dan install terlebih dahulu Cisco Packet Tracer Mobile di Google Play atau melalui link berikut ini http://goo.gl/XnnI4o.
**Penting! Pastikan Anda terdaftar/memiliki akun sebagai student/instructor di Cisco Networking Academy.
Setelah selesai download dan install kita akan diminta login ke akun Cisco NetSpace.
Login Packet Tracer Android |
Menu New File dan Open File PT Mobile |
Halaman Workspace Packet Tracer Android |
Beberapa Pilihan Devices Packet Tracer Android |
Jenis Routers Packet Tracer Android |
Jenis Switch Packet Tracer Android |
Untuk menghubungkan antar devices cukup dengan tap pada devices tersebut, maka akan muncul beberapa pilihan, pilih connect atau auto connect.
Pilihan Menu Packet Tracer Android |
Topology Sederhana Packet Tracer Android |
Menu CLI Packet Tracer Android |
Command Line Packet Tracer Android |
Menu Option Packet Tracer Android |
Fleksibel, mudah digunakan
Fitur cukup lengkap
Semua fungsionalitas realtif berjalan dengan baik
- Kekurangan:
Aplikasi cukup berat
Tidak bekerja optimal dilayar 4 inci atau dibawahnya (minimum layar 7 inci)
Harus menggunakan CPU ARMv7 dan Android versi 4.1 keatas
Kesimpulan:
Dengan adanya versi mobile ini, tentu saja memudahkan kita untuk belajar membuat topology dan konfigurasi dimanapun dan kapanpun tanpa harus terbebani menggunakan PC Desktop maupun laptop.
Karena masih terbilang baru rilis, tentu Packet Tracer Android ini masih membutuhkan pengembangan dan perbaikan dari sisi performa dan stabilitas agar lebih optimal.
**Update : Daftar Regional Cisco Networking Academy Indonesia bisa dilihat di http://asc.te.ugm.ac.id/daftar-akademi-cna-indonesia.
-Semoga Bermanfaat-
Langganan:
Postingan
(
Atom
)